Oleh : Slamet Wiharto
Menurut saya kita bisa membantu sesama dari hal yang kecil, yaitu dengan cara menyadarkan pada kita semua pentingnya pola hidup sehat karena semua orang pasti tidak ingin sakit. Kesahatan merupakan sesuatu yang sangat penting dalam kehidupan kita. Menjaga kesehatan berarti menjaga amanah yang telah dipinjamkan oleh Allah SWT. Badan dan pikiran adalah kepunyaan Allah SWT. Kita diutus kebumi sebagai khalifah untuk mencari keberkahan dan keridhoan- Nya, sebagai bekal kehidupan kita di Akherat kelak.
Amanah ini wajib kita jaga. Siapa saja bisa menjaga kesehatan, baik itu orang kaya ataupun orang miskin. Sebenarnya menjaga kesehatan itu tidak mahal, hanya bermodalkan niat dan kemauan. Menjaga kesehatan itu tidak luput dari tiga hal penting; berolahraga teratur, asupan makanan bergizi dan istirahat yang cukup.
Berolahraga teratur seminggu tiga kali dan lamanya kurang lebih sekitar 45 menit, itu sudah cukup. Seperti berlari, berjalan kaki, bersepeda, berenang, sepak bola, basket, voli dan lain sebagainya. Allah lebih menyukai pemuda yang sehat dan kuat. Menjaga asupan makanan dengan gizi yang baik dan seimbang. Makanan yang dimakan harus proposional atau yang sesuai dengan kebutuhan. Rasulullah berpesan, berhentilah makan sebelum kenyang dan Allah sangat membenci orang yang berlebih- lebihan (boros). Dan yang terakhir adalah istirahat yang cukup, yaitu tidur yang berkualitas, jangan lupa dengan menjaga kebersihan diri dan lingkungan, Kebersihan adalah sebagian dari iman.
Tapi kalaupun sudah jatuh sakit, segeralah pergi kedokter, puskesmas atau rumah sakit terdekat dan mintalah selalu obat yang murah dan berkualitas seperti obat generik.
Sekarang ini banyak rumah sakit dan dokter yang mencari keuntungan dari orang sakit. Kaidah rumah sakit dan kedokteran sudah di kesampingkan, mereka tidak lagi menolong orang yang sakit, tetapi menolong orang yang punya duit. Seharusnya profesi di bidang kedokteran lebih peka terhadap orang yang sakit dan tidak pandang bulu, apakah pasien yang punya duit atau tidak, yang terpenting adalah pertolongan pertama bagi orang yang sakit.
Menurut saya mudah saja, misalnya ada kasus yaitu ada keluarga miskin yang salah satu anaknya terkena sakit demam berdarah dan dibawa kerumah sakit terdekat, (karena memang sudah darurat sekali) kebetulan rumah sakit tersebut adalah rumah sakit swasta yang memang terkenal mahal, menurut saya rumah sakit tersebut seharusnya langsung wajib menerimanya dan mengobati hingga sehat kembali. Bagaimana dengan biayanya? Pihak rumah sakit tinggal merujuk pembayaran ke lembaga pemerintah yang menangani pengelolaan keuangan yang diperuntukan untuk orang fakir miskin, yaitu Badan Amil Zakat Nasional atau daerah (mustahil kalau tidak punya dana). Dengan menyertakan data dari RT, RW dan kelurahan setempat, yang menyatakan bahwa pasien tersebut memang tergolong tidak mampu atau fakir miskin. Bila lembaga tersebut tidak mempunyai biaya maka pihak rumah sakit mencoba merujuk pembayaran ke lembaga swasta seperti Dompet Dhuafa dan lain sebagainya. Bila hal ini tidak mendapat rujukan juga, maka terpaksa rumah sakit tersebut yang membiayainya.
Pertolongan pertama itu yang penting dan tidak pandang bulu. Rumah sakit dan dokter manapun harus mempunyai prosedur penanganan untuk pasien miskin. Prosedur inilah yang harus diatur oleh regulator, yaitu pemerintah dalam hal ini yang lebih berkompeten adalah Departemen Kesehatan dan Departemen Agama. Sehingga tidak ada lagi tolak menolak pasien miskin.
Menurut saya kita bisa membantu sesama dari hal yang kecil, yaitu dengan cara menyadarkan pada kita semua pentingnya pola hidup sehat karena semua orang pasti tidak ingin sakit. Kesahatan merupakan sesuatu yang sangat penting dalam kehidupan kita. Menjaga kesehatan berarti menjaga amanah yang telah dipinjamkan oleh Allah SWT. Badan dan pikiran adalah kepunyaan Allah SWT. Kita diutus kebumi sebagai khalifah untuk mencari keberkahan dan keridhoan- Nya, sebagai bekal kehidupan kita di Akherat kelak.
Amanah ini wajib kita jaga. Siapa saja bisa menjaga kesehatan, baik itu orang kaya ataupun orang miskin. Sebenarnya menjaga kesehatan itu tidak mahal, hanya bermodalkan niat dan kemauan. Menjaga kesehatan itu tidak luput dari tiga hal penting; berolahraga teratur, asupan makanan bergizi dan istirahat yang cukup.
Berolahraga teratur seminggu tiga kali dan lamanya kurang lebih sekitar 45 menit, itu sudah cukup. Seperti berlari, berjalan kaki, bersepeda, berenang, sepak bola, basket, voli dan lain sebagainya. Allah lebih menyukai pemuda yang sehat dan kuat. Menjaga asupan makanan dengan gizi yang baik dan seimbang. Makanan yang dimakan harus proposional atau yang sesuai dengan kebutuhan. Rasulullah berpesan, berhentilah makan sebelum kenyang dan Allah sangat membenci orang yang berlebih- lebihan (boros). Dan yang terakhir adalah istirahat yang cukup, yaitu tidur yang berkualitas, jangan lupa dengan menjaga kebersihan diri dan lingkungan, Kebersihan adalah sebagian dari iman.
Tapi kalaupun sudah jatuh sakit, segeralah pergi kedokter, puskesmas atau rumah sakit terdekat dan mintalah selalu obat yang murah dan berkualitas seperti obat generik.
Sekarang ini banyak rumah sakit dan dokter yang mencari keuntungan dari orang sakit. Kaidah rumah sakit dan kedokteran sudah di kesampingkan, mereka tidak lagi menolong orang yang sakit, tetapi menolong orang yang punya duit. Seharusnya profesi di bidang kedokteran lebih peka terhadap orang yang sakit dan tidak pandang bulu, apakah pasien yang punya duit atau tidak, yang terpenting adalah pertolongan pertama bagi orang yang sakit.
Menurut saya mudah saja, misalnya ada kasus yaitu ada keluarga miskin yang salah satu anaknya terkena sakit demam berdarah dan dibawa kerumah sakit terdekat, (karena memang sudah darurat sekali) kebetulan rumah sakit tersebut adalah rumah sakit swasta yang memang terkenal mahal, menurut saya rumah sakit tersebut seharusnya langsung wajib menerimanya dan mengobati hingga sehat kembali. Bagaimana dengan biayanya? Pihak rumah sakit tinggal merujuk pembayaran ke lembaga pemerintah yang menangani pengelolaan keuangan yang diperuntukan untuk orang fakir miskin, yaitu Badan Amil Zakat Nasional atau daerah (mustahil kalau tidak punya dana). Dengan menyertakan data dari RT, RW dan kelurahan setempat, yang menyatakan bahwa pasien tersebut memang tergolong tidak mampu atau fakir miskin. Bila lembaga tersebut tidak mempunyai biaya maka pihak rumah sakit mencoba merujuk pembayaran ke lembaga swasta seperti Dompet Dhuafa dan lain sebagainya. Bila hal ini tidak mendapat rujukan juga, maka terpaksa rumah sakit tersebut yang membiayainya.
Pertolongan pertama itu yang penting dan tidak pandang bulu. Rumah sakit dan dokter manapun harus mempunyai prosedur penanganan untuk pasien miskin. Prosedur inilah yang harus diatur oleh regulator, yaitu pemerintah dalam hal ini yang lebih berkompeten adalah Departemen Kesehatan dan Departemen Agama. Sehingga tidak ada lagi tolak menolak pasien miskin.
No comments:
Post a Comment